Kamis, 03 Februari 2011

Anak berkata kasar!

Banyak kita temui kasus seperti ini, seorang remaja mengeluarkan kata kata yang kasar karena kesal kepada teman sebayanya, lebih parah lagi hal itu terbiasa, dan mulai berani mengatakan kata kasar itu kepada orangtuanya

Kembali lagi ke awal, bahwa ini  sebenarnya adalah salah lingkungan pergaulan. baik dari sisi teman temannya, maupun orangtuanya itu sendiri


Saat memasuki usia balita, anak-anak akan belajar dan mulai memahami bahwa kata-kata memiliki kekuatan. Jadi, mulailah waspada! Sebab pada usia ini, suka atau tidak, orangtua akan mendapati si kecil mulai berkata kasar, makian bahkan kata-kata jorok, tak hanya pada temannya tapi juga pada saudara kandungnya. Setelah itu, jika tidak ada tindakan dari orang tuanya, mereka akan  terbiasa hingga ia dewasa dan menjadi seorang remaja. Ingatlah, bahwa kebiasaan itu seperti darah dan daging, mereka menyatu didalam diri. Jadi jika anak sudah terbiasa, maka akan sulit untuk kita mengubahnya, tanpa keinginan yang keras dari diri mereka sendiri.

Penyebabnya
Selain ketidakmampuan berkomunikasi dengan benar, kebiasaan berkata kasar juga dapat terjadi karena melihat orang-orang di sekitarnya. Tak hanya dari orangtua sendiri, orang-orang dewasa dalam keluarga, tapi juga teman-teman sebaya, tetangga dan tontonan televisi. Patut diwaspadai, tontonan televisi saat ini sangat berpotensi menularkan berbagai bentuk umpatan serta makian. Sehingga kadang anak-anak merasa bahwa memaki, mengumpat, berkata kasar serta jorok adalah hal yang wajar.
 
Mengatasinya
Sebagai orang tua, pasti yang akan mereka akan melarang dan mengajarinya untuk tidak berkata-kata kasar. Namun bisakah orang tua mencegah contoh yang datangnya dari luar? Bersikaplah saat ia merasakan kemarahan terhadap seseorang tanpa harus berkata kasar. Caranya?

 


Tanamkan empati
Ajarkan pada anak, jika ia merasa sakit hati jika seorang temannya mengatakan ia cengeng, maka hal yang sama tak boleh ia lakukan. Pompa terus semangatnya untuk terus membangun persahabatan baru dengan teman-teman yang lebih baik dan membuatnya merasa lebih baik. Pokoknya buatlah agar anak tidak kapok berteman.

Dampingi
Jelaskan dengan bahasa sederhana, bahwa ia atau kita tidak dapat mengatur apa yang akan dikatakan oleh orang lain. Namun ia atau kita dapat memutuskan bagaimana harus bereaksi. Misalnya, teman yang berkata kasar berarti bukan teman yang baik. Jadi, ia boleh memilih teman bermain yang lain.

Belajar cuek
Ajari anak untuk tidak ambil pusing dengan kata-kata kasar yang diucapkan oleh temannya. Katakan pada anak bahwa makian tidak akan menunjukkan kekuatannya bila si korban tidak termakan oleh makian tersebut.

Meminta bantuan
Namanya juga anak-anak, pasti akan sulit baginya untuk mengendalikan emosi dan tidak menyerang balik. Karena itu, tak ada salahnya mengajari anak untuk untuk meminta bantuan pada diri pada orangtua atau guru sekolah. Campur tangan orang dewasa diharapkan dapat membantu menjadi penengah dan mengajari mereka bersikap positif dalam menyelesaikan masalah.

 
Penting untuk diingat, tetaplah tenang dan jangan memberi reaksi berlebihan jika Anda mengetahui anak berkata kasar. Sebab biasanya balita kadang memaki hanya untuk memperoleh reaksi tertentu atau perhatian dari orangtuanya. Beri respon positif dan ingatkan ia bahwa memaki dapat menyakitkan hati orang lain.

Semoga postingannya bermanfaat bagi orang tua diluar sana:D SELALU JAGA ANAK KALIAN